MISTERI KAMAR NO 13 BY YEMIMA




MISTERI KAMAR NO 13

OLEH : YEMIMA ZIDKY EDELWAYS.H
JAKARTA, 04 NOVEMBER 2010
SMPN 216

PROFILE :
-    AISHA
-    DIVA
-    IBU ASRAMA (ANNA)
-    AYAH AISHA
-    IBU AISHA
-    TARRA



-1-
      Namaku Aisha Rani, siswa SMA yang duduk di kelas 1 SMA. Senin besok aku sudah mulai bisa memasuki sekolah ku yang baru, yaitu SMA. SMA Mutiara adalah SMA favorit ku sejak SMP dulu. Rencana nya, aku akan tinggal di asrama dekat SMA Mutiara. Alasannya, karena aku pengen belajar mandiri aja. Kayaknya seru juga tinggal jauh dari orang tua, ngurus apa-apa sendiri tanpa ketergantungan sama Papa Mama.
       Well, seminggu ini aku lagi sibuk-sibuknya ngurus keperluan buat di sekolah nanti. Dari mulai seragam, alat tulis, buku pelajaran, sama survey asrama. Tepatnya 2 hari sebelum masuk sekolah, aku sama bonyok pergi ke asrama itu. Letaknya ga jauh dari sekolah ku nanti dan dari rumah juga ga jauh. Bisa dibilang letaknya strategis.
      Mobil papa melaju dengan kencang nya di jalanan menuju sekolah ku. Aku sudah tak sabar pengen melihat asrama nya. “ mah masih berapa jam lagi sih? Aku udah penasaran nih.” Kataku sambil memandang keluar jendela. “ iya. Beberapa menit lagi kita akan sampai” kata Papa menyela pembicaraan. Mama tersenyum melihat kelakuan ku.
      Tak terasa, lagi asyik-asyik nya ngobrol. Kami sudah sampai di asrama itu. Dalam benak ku, tak pernah terlintas sedikit pun itu adalah asrama. “ kok kita turun disini sih pah ?” tanyaku heran “ lha kamu ini gimana sih. Tadi kamu mau nya cepat-cepat, kok sekarang malah nanya sih?”ujar Papa sambil menutup pintu mobil.
     “ maksud nya apa sih?” aku belum ngeh juga dengan ucapan papa. “ ini asrama Jelita, Nak. Asrama yang akan aku tempatin.” Mama yang menjelaskan akhirnya, kupikir Papa mulai kesal dengan tingkah ku barusan. Ia pikir aku melucu. “ hah? Bangunan tua ini, asrama yang akan aku tempatin?” semangat ku langsung pudar. Ku pikir asrama nya bagus, hijau dengan tanaman. Seru deh pokoknya. Tapi ga akan mungkin kalo aku batalin semua nya. Aku sudah terlanjur janji dengan Mama Papa.
         Kami memasuki bangunan itu. Seorang perempuan paruh baya menyambut kedatangan kami, saat kami sedang asyik melihat bagian dari asrama tersebut. “ada yang bisa saya bantu, Pak?” ucapannya mengagetkan Papa “oh ya, perkenalkan nama saya Tommy Ratfian dan ini istri saya Imelda. Begini, saya berniat menitipkan anak saya, Aisha disini. Kira-kira masih ada kamar yang kosong tidak ya bu?” tanya Papa se sopan mungkin
        “ kebetulan tinggal satu kamar dan itu letaknya di lt. 2 pak.  Oh ya kalau boleh saya tahu, dimana putri bapak bersekolah?” tanya wanita itu ramah “ anak kami sekolah di SMA Mutiara. Di dekat sini.” Kini giliran Mama yang menjawab sekaligus menerangkan.
         “ baiklah kalau begitu, mari saya antar Bapak dan Ibu ke kamar no 26.” Ia mengambil kunci kamar no.26  dari kantongnya. Terlihat sekumpulan kunci terkumpul jadi satu. Kami menaiki anak tangga satu per satu. Perasaan sungguh tak enak. Seperti....
         Suasana asrama itu berbeda dengan suasana asrama pada umumnya yang penuh dengan suara murid yang penuh dengan canda. Atau mungkin karena ini hari libur sekolah, jadi banyak anak yang pulang ke rumah orang tuanya?. Ah entahlah.
       “ ini Pak, Bu. Ini kamarnya. Disini, kami sudah menyediakan kasur, kamar mandi lengkap dengan bath up nya dan peralatan mandi lainnya. Oh ya, disini juga ada laundry, perpustakaan khusus siswa. Dan..” ibu asrama itu sibuk menjelaskan tentang asrama ini pada kedua orang tuaku.  Mereka begitu antusias mendengarnya.
        Aku mencoba keluar kamar, melihat kamar di sekeliling ku. Kulihat sebuah kamar yang letaknya berhadapan dengan kamar ku. Dan kulihat sepasang mata mendelik dari balik gorden jendela kamar itu. Aku kaget. Kedua mata itu menghilang entah kemana. Semakin penasaran aku. Aku mencoba mengetuk kamar itu tapi tak ada sahutan.
       Kamar itu bernomor 13, kurasakan bulu kuduk ku berdiri. Antara takut, penasaran, nekat semua jadi satu. Tiba-tiba sebuah telapak tangan mendarat di bahu ku. Deg. Jantungku serasa mau berhenti, jangan-jangan....
        Kuberanikan diri menoleh ke arah tangan itu. Dan.....
       Huh.. Cuma ibu kos. “ ada apa nak? Kenapa kamu ketakutan begitu? Sebaiknya kamu jangan pernah menggangu kamar itu lagi. Bahaya” katanya dengan nada tegas “ baha.. bahaya.. ke..kenapa bu ? memangnya siapa sih bu, yang menempati kamar itu?”. Aku mengumpulkan sekuat tenaga keberanian ku. Demi mengatakan pertanyaan yang membuat ku penasaran.
       “ tidak penting ..”. ia berbalik arah. Ternyata orang tua ku sudah berada di lt. bawah. Sepertinya mereka mengurus administrasi pembayaran. Aku turun dengan berlari kecil meninggalkan kamar yang penuh misteri .
***

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer