LET IT BE

Katanya, ia sudah menemukan seseorang sebagai pendamping hidupnya.

Tinggal ia jemput katanya.

Dulu, aku terbiasa menerka - nerka siapa sosok itu, sering membuat khayalan sendiri, kalau saja itu aku...
Membuat khayalan belaka bahwa yang ia maksud adalah aku

Kemarin, ia mengucapkan kalimat itu lagi. Aku tak kaget, hatiku tak lagi bergetar seperti dulu, dengan mata berbinar dan rasa tak karuan di perutku.

Cukuplah aku berdoa dan mengatakan, untuk memastikan sosok pendampingnya adalah seseorang yang sabar.
Sabar dalam menerima dirinya, membersamainya dan bergerak maju bersamanya.

Aku pun yakin, secepatnya, Allah swt akan mempertemukan diri ku dengan sosok terbaik sebagai pendampingku. itu hanya soal waktu.

Aku tak mau membebani diri sendiri dengan berkhayal tinggi, menerka - nerka siapa yang akan ia pilih, memaksakan diri untuk menjadi versi terbaik baginya, menyesuaikan standarnya.

Ia berpesan untuk tak berharap pada makhluk

Aku pun sudah demikian. Melepaskan angan - angan yang dulu ada, tak pernah lagi berharap bahwa ia lah yang akan menjadi pendamping ku  kelak.

Ia berhak mendapat seseorang yang terbaik begitu pun aku.

Ia sering bicara kepada orang banyak agar sering mendoakan dalam diam.

Namanya pun tak luput dari lantunan dalam doa ku. Aku tak berharap ia akan menjadi pasanganku kelak. hanya saja aku memintap petunjuk, jika memang ia orangnya, maka permudahkanlah jalannya.

Kalaupun semua pertanda semua mengarah kepadaku, ada rasa rendah diri dalam diriku. Menerka - nerka, apakah aku bisa menyeimbanginya? Mengikuti jalan pikir dan alur kernaya?

Biarlah, semua akan terjawab pada waktunya. 


Komentar

Postingan Populer